Paham tentang keuangan itu penting. Bagi siapapun dengan profesi apapun. Menurut saya, orang bisa kaya, bahkan bisa jadi kaya banget, hanya dengan menguasai ilmu uang, kecerdasan finansial.
Pebisnis pun bisa kaya dan sukses karena dia paham tentang uang. Pebisnis yang tidak paham tentang uang, tidak bisa membaca laporan keuangan, apalagi tidak melakukan pencatatan keuangan, memiliki potensi untuk ambruk secara finansial.
Penjualan banyak, tapi di kas pada akhir bulan dananya minus dan setelah diteliti, ternyata penjualan itu masih berupa DP, belum jadi laba ditahan. Tapi uangnya sudah dipakai untuk membeli motor baru. Jadi bingung akhir bulan tidak bisa untuk bayar gaji karyawan dan kewajiban lainnya.
Oleh karena itu, menurut saya kecerdasan finansial itu sangat diperlukan. Kecerdasan itu, tentunya terbentuk oleh sebuah kebiasaan. Jangan sampai seorang anak jadi rakus akan harta. Saya bicara berdasar pengalaman saya sendiri. Banyak teman saya, yang terlalu dimanja oleh orang tuanya, dengan memberikan uang jajan berlebihan.
Nanti kedepannya anak-anak jadi tidak bisa menghargai uang. Anak akan mengira mencari uang itu mudah, karena langsung minta uang ke orang tuanya saja. Sering juga kita melihat banyak anak orang kaya yang semakin habis hartanya, bahkan menghabiskan harta orang tuanya, karena mereka tidak tahu bagaimana caranya mengelola keuangan, terutama mereka tidak tahu bagaimana caranya membuat uang datang kepada mereka.
Tapi tentu saja cara mengajarkan keuanganpun berbeda disetiap umurnya. Mungkin waktu masih kecil, seorang anak diajari dulu pengalaman menabung. Seiring dengan waktu, diajarkan caranya memanfaatkan tabungan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat. Sampai akhirnya diajarkan bagaimana caranya berjualan, berbisnis, hingga berinvestasi.
Saya dari dulu sampai sekarang tidak pernah tahu, berapa gaji orang tua saya. Kata ayah saya “ngapain tahu gaji orang tua, kalau nanti hanya untuk dibanding bandingkan dengan gaji orang tua teman?” dan ayah saya juga berpesan, yang penting bukan tentang berapa besar gaji yang diperoleh, namun seberapa pintar seseorang itu mengatur keuangannya.
Saya pikir, ada benarnya juga hal seperti itu diterapkan kepada saya. Waktu SMA saya tinggal di Malang dan ngekost. Kuliah di Surabaya juga jadi anak kost lagi. Dan perihal uang jajanpun, ayah menanyakan kepada saya berapa estimasi pengeluaran satu bulannya. Saya hitung; uang sekolah berapa, uang jajan sehari hari brapa, dan biaya biaya lainnya.
Nah karena saya terbiasa mencatat pengeluaran saya dari saya SMA, kebiasaan ini terus terbawa sampai saya kuliah, sampai saya lulus, dan sampai sekarang. Saya jadi punya buku keuangan sendiri, meski tentu tidak terlalu sesuai sama kaidah akuntansi, tapi saya bisa baca dan saya tahu uang saya masuk dari mana, dan keluar buat apa.
Karena sudah terbiasa, maka kita juga secara otomatis juga lebih melek tentang keuangan. Ibarat seperti naik mobil, kita punya dashboard yang memberi informasi kapan kita harus ngerem, kapan kita harus ngebut, bagaimana kondisi BBM kita, bagaimana tempratur dll.
Demikian juga dengan bisnis. Dashboardnya darimana? Dari laporan keuangan. Dari laporan keuangan kita bisa lihat bagaimana penjualan, produksi, pengeluaran dan juga pemasukan.
Karena ini adalah sebuah kebiasaan, jadi, kalau ada yang tanya kapan baiknya kecerdasan finansial ini dibangun, ya jawaban saya adalah, sedini mungkin atau saat ini juga. Jika sekarang Anda masih duduk dibangku sekolah, ya sekarang saat memulai. Jika sekarang Anda sudah berumur 30 tahunan dan meniti karir disebuah perusahaan, ya sekarang juga waktunya untuk memulai. Jika sekarang Anda sudah berusia 60 tahun, ya sekarang juga saatnya untuk memulai.
Jika Anda masih sulit untuk membuat laporan keuang usaha Anda silahkan hubungi kami di WA – 082299988983 atau email – bantubisnismu@gmail.com
Ingin mendengarkan cerita bisnis menarik lainnya? Kunjungi Podcast Cerita Bisnis di spotify dan Youtube Bantubisnismu