Jika Anda memiliki bisnis pertanyaan ini mungkin akan muncul, seberapa besar peran seorang mentor bisnis?  Saya punya mentor bisnis dari sekitar tahun 2009. Sebelumnya saya ingin memberikan pandangan saya tentang seorang mentor. Jadi yang namanya mentor bisnis itu, tentunya dia haruslah punya pengalaman dibisnis yang sama dengan kita, dengan skala yang jauh lebih besar. Misalnya kit bisnis kuliner, kalau mau mengangkat mentor, kita perlu mencari pebisnis kuliner yang levelnya dan skala bisnisnya jauh diatas kita. Dan yang perlu diingat, mentor tidak mencari murid, tapi murid mencari mentor. Jika Anda ingin mencari mentor, kalian harus mempersiapkan diri dulu untuk menjadi seorang pembelajar yang baik. Ketika Anda siap, mentorpun hadir untuk Anda.


Saya pernah menonton film Harrison Ford judulnya Sabrina. Ada sebuah scene yang saya soroti. Ada orang kaya yang memiliki sopir yang ternyata punya uang tabungan 1 juta dolar. Waktu ditanya, bagaimana caranya seorang sopir bisa punya uang sebanyak itu? Ternyata selama ini sewaktu mengantar si bos kemana-mana, setiap diperjalanan selalu bertransaksi saham dengan teleponnya dan si sopir ini selalu memperhatikan transaksi yang dilakukan oleh si bos. Ketika si bos beli saham tertentu, dia juga ikut membeli saham, tentu dengan jumlah yang jauh lebih sedikit. Menurut dia buat apa belajar, ikut saja apa yang dilakukan oleh orang-orang yang sudah ahli.


Saya sendiri dulu juga mengalami yang namanya proses mencari mentor. Dulu tidak banyak kemudahan seperti sekarang dimana ada media sosial, berhubungan dengan orang yang tidak dikenal bisa semudah DM (Direct Message). Saat itu tahun 2009, saya berencana membuka cafe, jadi saya perlu belajar dulu bagaimana caranya mengelola rumah makan. Saya mencari rumah makan yang paling hits di Kota Malang dan bertemu ownernya, orang Cina. Saya memperkenalkan diri dan saya jelaskan maksud serta tujuan datang kesana, untuk bertukar pikiran bagaimana caranya menjalankan usaha rumah makan.

Resmilah saya mengangkat Om ini jadi mentor saya. Setiap dua minggu sekali saya pergi ketempatnya, menceritakan ada masalah apa saja dan langkah apa yang saya ambil untuk menyelesaikannya. Jadi, ketika datang membawa problem, kita juga membawa apa saja alternatif pemecahan masalahnya. Dia bisa menanggapi tentang cara kita menyelesaikan masalah, bukan malah dibebani dengan masalah kita.

Misal ketika saya bercerita tentang rencana marketing untuk meramaikan kafe. Si Om mentor ini tidak mengomentari rencana saya, melainkan hanya bertanya apa yang harus kamu lakukan kalau rencanamu gagal, kapan rencana ini akan dilaksanakan, dan apa saja yang perlu kamu persiapkan agar rencanamu ini bisa berjalan dengan baik.

Ketika ternyata dalam pelaksanaannya miss, tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, mentor saya ini juga bertanya tentang apa saja langkah yang akan diambil kedepannya. Intinya, saya menempatkan mentor itu sebagai teman bertukar pikiran, mengasah pikiran dan skill bisnis kita.

Setahun kemudian, Om mentor ini membuka sebuah perumahan dilahan sekitar 200 hektar. Si Om ini tidak menggunakan uangnya sendiri untuk membuka sebuah perumahan, tetapi menggunakan investor. Seperti yang kita ketahui secara awam, orang Cina biasanya punya konsorsium bisnis sendiri.

Saya juga demikian, membuat perumahan pertama saya dan mencari investor. Dengan adanya mentor bisnis lebih mudah bagi Anda untuk mengembangkan bisnis, mendapatkan banyak insight, dan juga relasi.