Beberapa hari yang lalu, saya diajak oleh beberapa orang teman untuk kulineran. Ada teman yang membahas tentang orang kaya. Jadi topik pembahasannya adalah, metode apa yang perlu dilakukan agar orang bisa menjadi milyarder?
Masing-masing dari teman memberikan tanggapannya. Menariknya, yang memberi tanggapan kebanyakan belum jadi milyarder. Tapi saya jadi belajar banyak tentang bagaimana pandangan orang yang bukan milyarder memandang seorang milyarder. Mereka mengira ada pola khusus yang dimiliki oleh para milyarder. Akhirnya setelah mereka sibuk berdiskusi, mereka meminta tanggapan saya.
Tentunya, padangan orang akan suatu permasalahan bisa berbeda dengan pandangan orang lainnya. Maka saya utarakan pemikiran saya. Saya sendiri beranggapan bahwa, untuk jadi milyarder atau jadi kaya sebenarnya memang ada ilmunya. Namun ilmu ini dinamis, menyesuaikan dengan kondisi dan keadaan. Jika kita bagi menjadi tiga bagian, dimana ada input akan ada progress dan output. Meskipun input dan progress seseorang sama, namun kenapa outputnya bisa berbeda?
Saya melihat banyak orang ingin kaya. Mereka sibuk bertanya kepada orang kaya, bagaimana cara mereka bisa kaya, tapi begitu orang-orang itu melakukan apa yang orang kaya lakukan hasilnya bisa berbeda.
Jadi seperti ini, kesalahan kita yang utama adalah dengan membagi jadi tiga bagian tadi, input, proses, dan output. Ada yang kurang yaitu skill atau keahlian. Contoh sederhananya, ada sebuah hotel yang dijual dan saya datang untuk menawar hotel tersebut. Tapi ternyata Chairul Tanjung juga datang untuk menawar hotel tersebut. Kira-kira penawaran saya atau penawaran Chairul Tanjung yang diterima? Tentu saja secara umum, penawaran Chairul Tanjung lebih sering menarik dan lebih meyakinkan daripada penawaran saya. Kenapa? Ada beberapa hal. Pengalaman, membuat dia lebih banyak pengetahuan dan rasa percaya diri dalam melakukan negosiasi, sedangkan pengalaman saya tentu tidak sebanding dengan pak Chairul.
Dalam ilmu matematika ada yang namanya matriks, yang mana didalam matriks terdapat variable didalamnya. Misalnya, matriks 3×3 ada sembilan variabel didalam matriks tersebut. Banyak variable yang mempengaruhinya misalnya, latar belakang, pendidikan, lingkungan, kondisi ekonomi, kemampuan berbicara, dan lain-lain. Jadi bagaimana sebaiknya? Pertama, tentukan dulu outputnya, kita ingin output yang seperti apa. Kemudian tentukan inputnya. Kita masing-masing orang memiliki matriks yang berbeda. Jika dalam satu persamaan matematis, dimana output = input x progres x matriks, dimana output dan input adalah konstanta, maka untuk menghasilkan output yang sama, prosesnya tidak boleh sama dan arus menyesuaikan dengan matriks yang ada.
Artinya proses itu dinamis. Tiap orang tidak bisa dengan cara yang sama mengharapkan hasil yang sama. Ketika kita bicara proses harus dinamis maka proses harus menyesuaikan dengan matriks, atau matriks yang disesuaikan dengan proses.
Jika Anda memiliki masalah dalam bisnis Anda, atau memiliki pertanyaan seputar bisnis dan ingin berdiskusi lebih lanjut hubungi kami:
WA – 08123129873 atau email – bantubisnismu@gmail.com
Ingin mendengarkan cerita bisnis menarik lainnya? Kunjungi Podcast Cerita Bisnis di spotify dan Youtube Bantubisnismu