Pic From Freepik

Sekitar tahun 2010, Saya diperkenalkan oleh seorang kawan kepada sebuah komunitas bisnis dan setelah itu saya bergabung dengan beberapa komunitas tersebut, dan ya bisa dibilang itu komunitas pertama saya, dan setelah itu saya bergabung dengan beberapa komunitas bisnis lainnya.

Ada yang menarik perhatian saya mengikuti sebuah komunitas bisnis, Saya perhatikan banyak orang yang ingin belajar bisnis dalam komunitas tersebut. Komunitas manapunlah. Jadi orang punya bisnis merasa bisnisnya punya masalah, Maka dia mencoba untuk mencari solusi sama pebisnis lain yang bisnisnya lebih sukses darinya dikomunitas tersebut. Sebuah kegiatan positif tapi ada tapinya. Sepositif positifnya sesuatu kalau disikapi berlebihan akhirnya menjadi negative.

Menurut pengamatan saya, Karena terlalu banyak “Ilmu” yang bertebaran disana, Banyak anggota komunitas yang bingung mau menerapkan ilmu yang mana untuk dipakai di bisnisnya. Si A bilang untuk cara marketing cara ini yang baik, Si B bilang cara itu yang baik, Si C bilang cara begini yang bagus, Si D bilang cara yang begitu yang bagus. Akhirnya jadi bingung cara mana yang paling bagus.

Saya memulai bisnis dari tahun 2004 sejak masih kuliah dan di tahun 2010 saya sudah punya bisnis rumah makan dan saya sedang membangun lahan kedua saya untuk property. Bisnis saya sudah jalan,  Sehingga Ketika saya mengikuti seminar bisnis, Kelas bisnis, atau diskusi bisnis di komunitas bisnis. Apapun masukan yang saya tidak perlukan ya saya gunakan. Semua masukan tersebut saya yakin maksudnya baik, tapi tidak semuanya cocok bisa diaplikasikan di bisnis saya.

Nah saya melihat fenomena ini juga terjadi kepada kawan-kawan yang lainnya, namun untuk teman-teman yang bisnisnya masih dilevel membangun, Biasanya semua ilmu dan masukan di serap, dan di coba dalam bisnis mereka, Terus binggung sendiri Ketika bisnisnya juga tidak kian bertumbuh, Mereka bingung apa yang salah ?

Level membangun ini bukan dilihat berdasar waktu loh, ya. ada pebisnis yang sudah hampir 10 tahun, tapi ya bisnisnya masih dilevel membangun, ya cukup stabil, dilevel tersebut, belum naik ke level selanjutnya, terlalu banyak belajar dan terlalu banyak mendengar apa kata orang, ini jadi suatu permasalahan tersendiri, bagi kebanyakan orang. Bukan hanya pebisnis saja, Melainkan kebanyakan orang. Terlalu banyak belajar membuat dirimu jadi unteach-able. Merasa bisa. Beda jauh antara bisa, dan merasa bisa, Ilmu bisnis saya lebih ke ilmu terapan, Bukan sekedar teoritis, ilmu terapan itu artinya; selama berhasil maka benar, Mau ilmunya apa pun bagaimanapun, selama berhasil, maka benar.

pernah ada seorang pebisnis senior mengomentari omset saya, Targetmu itu kekecilan, nanggung kalau cuman segitu, coba tantang dirimu untuk bisa mencapai 10 kali lipat dari target jangka panjangmu. niatnya sih baik, menchallange saya supaya bisnis saya bisa bertumbuh, Tapi dia kan tidak tau apa-apa tentang bisnis saya? dia kan tidak tahu tentang apa saja yang saya kerjakan, dan rencana apa saja yang sudah saya siapkan?

Lalu saya jawab, Yah gak mengapa lah pak dengan target sekian, saya rasa banyak dari temen-temen kita yang belum bisa mencapainya kok, masih mendingan juga saya. Nanti kalau target ini sudah tercapai, berikutnya saya set target yang lebih tinggi lagi, Selangkah demi selangkah saja, dan ya memang benar. karena saya tahu apa yang saya kerjakan, dan saya sudah punya rencana, mengenai apa saja yang akan saya kerjakan, maka saya bisa bicara seperti itu, kita perlu memiliki filter untuk menyaring komentar dan apa saja yang masuk ketelinga kita, dan umumnya sebelum seseorang mempunyai filter atau saringan, orang tersebut sudah tahu, apa apa saja yang boleh lolos saringan dan mana yang harus disaring, alias dia sudah tau tentang apa yang ingin dia capai, dan dia juga sudah mengetahui tentang apa saja yang perlu dia kerjakan, baru dia cari tahu bagaimana cara mengerjakanannya.

bisnismu adalah kendaraanmu untuk mencapai impianmu, jangan jadikan impianmu jadi impian orang lain, jangan suruh orang lain menjalani mimpimu, karena orang lain sudah punya mimpi sendiri, ya kamulah yang bertanggung jawab terhadap mimpimu, mau sukses? dengarkan apa kata hatimu, jadikan perkataan orang lain sebagai dukungan saja, bukan sebagai landasan berpikir.

Jika Anda memiliki masalah dalam bisnis Anda, atau memiliki pertanyan seputar bisnis dan ingin berdiskusi lebih lanjut hubungi kami:
WA – 082299988983 atau email – bantubisnismu@gmail.com

Ingin mendengarkan cerita bisnis menarik lainnya? Kunjungi Podcast Cerita Bisnis di spotify dan Youtube Bantubisnismu