Pada satu ketika, ada sahabat yang bertanya kepada saya; apa yang perlu saya pelajari untuk bisa menjadi sukses? Pertanyaan ini sepertinya cukup mewakil pertanyaan pertanyaan yang serupa yang ditujukan kepada saya, dan memang kebetulan ini juga termasuk salah satu pertanyaan favorit yang sering dilontarkan oleh kebanyakan penanya.
Ketika saya mendengar kata sukses, maka dipikiran saya kata lain yang mengikutinya adalah karakter. Sukses tidak lepas dari karakter. Kenapa orang sukses lebih sedikit jumlahnya daripada orang yang biasa-biasa saja? Jawabannya sederhana, karena tidak banyak orang yang memiliki karakter.
Membentuk karakter itu tidak mudah, teman-teman. Tidak semudah membalikkan telapak tangan. Karakter kita ini sudah terbentuk dari kita berumur 5 tahunan hingga sekarang, sehingga susah mengubah karakter seseorang kecuali orang tersebut yang memiliki kemauan kuat untuk mengubah karakternya sendiri.
Karakter itu terbentuk dari sebuah kebiasaan yang kita lakukan secara berulang-ulang. Misal kita sering bangun siang, hal ini tidak mungkin terjadi dari minggu kemarin. Kebiasaan bangun siang ini pasti sudah terbentuk lebih dari satu tahun.
Lalu bagaimana caranya kita bisa mengubah karakter kita menjadi lebih baik lagi? Satu cara, dengan disiplin.
Disiplin itu adalah sesuatu yang mudah untuk diucapkan namun sangat sulit untuk dilakukan, dan yang paling mudah untuk melatih disiplin itu adalah dengan cara; punya niat yang kuat, mengeluarkan niat tersebut dalam bentuk tulisan, perkataan, serta tindakan. Gampangnya begini, kita menulis apa yang kita niatkan, lalu ucapan kita harus selaras dari apa yang kita niatkan, dan tindakan kita tidak boleh melenceng dari apa yang kita ucapkan. Gitu sederhananya latihan disiplin.
Saya beri contoh sederhana ya, saya pernah bertanya kepada para peserta di kelas pendampingan bisnis yang saya gawangi; begini pertanyaannya, teman-teman sekalian kalau saya kasih 3 pilihan; aman, nyaman, kaya, dan saya minta urutkan berdasar keinginan teman-teman, kira-kira bagaimana urutan idealnya? Dan ternyata, yang paling banyak jawabannya adalah; aman, nyaman, baru kemudian kaya.
Apa salah? Ya nggak lah. Disini gak ada yang salah dan benar.
Orang itu punya keinginan masing-masing sehingga gak ada yang salah dari urutan tersebut, dan karena banyak yang ingin aman, nyaman baru kaya, maka seperti itulah keadaan mereka saat ini. Mereka ada di fase aman dan nyaman. Belum kaya, karena mungkin kaya itu ditempatkan di posisi terakhir. Saya pribadi lebih memilih; kaya dulu, nyaman, baru aman. Kenapa? Karena menurut saya, kalau sudah kaya, tinggal dibuat senyaman mungkin, dan kalau sudah punya banyak duit dan nyaman, maka insyaAllah kehidupan saya lebih aman.
Kaya menjadi prioritas utama dari dua prioritas lainnya, sehingga, ucapan saya harus linier. Saya tidak boleh membicarakan hal-hal yang negatif, seperti curhat ketika ditipu orang, ngomel ketika pelanggan gak jadi beli, dan lain-lain. Ucapan yang keluar harus selaras dengan apa yang saya inginkan. Harus ucapan-ucapan yang positif, tidak boleh berkeluh kesah. Demikian juga dengan tindakan, ketika saya bilang dapat 100 juta sebulan itu gampang, maka tindakan saya pun harus selaras dengan hal itu. Mana ada orang dapat 100 juta tapi kerjanya cuman dirumah saja banyak nonton film korea dan sinetron FTV.
Ada mungkin, ya. Tapi ya mungkin hanya sebagian orang yang bisa hidup santai tapi dapat pemasukan 100 juta sebulan. Berarti saya harus bangun pagi, bertemu dengan banyak orang, termasuk mitra-mitra potensial, meeting untuk men-dealkan urusan, membuat konsep, melatih gaya bicara yang lugas, sehingga menarik dan mudah ditangkap oleh lawan bicara. Jangan suka marah-marah gak jelas. Gak boleh bingung, dan harus tetap tenang dalam menghadapi masalah, dan masih banyak lah apa-apa saja yang perlu dilakukan agar saya pantas menjadi orang kaya.
Sebenarnya kita sedang memantaskan diri kita sendiri. Ada yang bilang bahwa gantungkan cita-citamu setinggi langit. Hal tersebut benar, asal disikapi dengan benar juga. Banyak orang yang ingin punya uang 1 Milyar, tapi ketika ditanya, bagaimana cara mendapatkannya, dia gak tahu. Atau ketika ditanya, kalau sudah punya satu milyar, akan digunakan untuk apa, dijawab untuk beli rumah dan mobil, sisanya digunakan untuk usaha. Lalu ketika ditanya usaha apa yang akan dijalankan, jawabannya; belum kepikiran. Gimana coba? Mau kaya, tapi gak siap untuk kaya? Itu bukannya gak siap namanya, tapi gak niat. Kan repot? Bisa jadi kalau ada temannya yang baik hati misalnya punya hutang budi waktu muda dulu, dan dia diberikan uang 1 Milyar betulan, kemungkinan besar uangnya akan habis dalam waktu kurang dari 1 bulan.
Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum tersebut mau mengubah nasib mereka sendiri. Oleh karena itu pesan saya dalam episode kali ini adalah; mau kaya boleh, tapi harus punya kedisiplinan yang tinggi untuk bisa mempersiapkan kapasitasnya. Dan disiplin itu butuh waktu bertahun-tahun untuk mendarah daging. Gak mudah memang, tapi gak sulit juga kalau dilakukan secara bertahap dan konsisten.
Disiplin ini bisa dilatih dari hal-hal kecil. Misalnya, mulai dari bangun tidur di waktu yang sama setiap hari. Tidak mengabaikan janji yang telah dibuat, baik pada diri sendiri maupun pada orang lain. Disiplin juga terlihat dalam pengelolaan waktu. Orang yang sukses biasanya sangat disiplin dalam menata jadwal dan memprioritaskan tugas-tugasnya. Mereka tahu betul kapan harus bekerja keras dan kapan harus istirahat.
Tak hanya itu, dalam menjalankan bisnis, disiplin juga berperan penting. Seorang pengusaha sukses harus disiplin dalam mengelola keuangan, membuat strategi, dan mengimplementasikannya dengan konsisten. Mereka tidak tergoda untuk mengambil jalan pintas atau menyepelekan hal-hal kecil yang sebenarnya penting dalam menjaga kelangsungan bisnis.
Namun, disiplin bukanlah sesuatu yang statis. Ia harus terus dilatih dan dipertahankan.
Bahkan, di tengah kesuksesan sekalipun, seseorang harus tetap menjaga disiplinnya. Karena dengan disiplin, kita tidak hanya akan mencapai kesuksesan, tetapi juga mampu mempertahankannya dalam jangka panjang.
Dalam perjalanan menuju kesuksesan, tantangan dan rintangan tidak akan pernah bisa dihindari. Namun, dengan disiplin yang kuat, kita akan mampu menghadapinya dengan lebih tenang dan bijaksana. Kita akan menjadi pribadi yang tangguh dan tidak mudah goyah di hadapan cobaan.
Karenanya, mari kita tanamkan nilai disiplin dalam diri kita sejak dini. Mari biasakan diri untuk bertanggung jawab atas segala tindakan dan keputusan yang kita ambil. Sebab, di balik setiap kesuksesan selalu ada kedisiplinan yang kuat.
Dengan begitu, saya yakin, kita semua bisa menjadi pengusaha sukses yang tak lepas dari kata disiplin. Teruslah berjuang, teruslah belajar, dan jangan pernah menyerah dalam mencapai impian kita. Karena di tangan kita sendirilah kunci keberhasilan kita berada.
Semoga artikel ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi para pembaca.
Terima kasih.
Kami juga memiliki saluran YouTube “Bantubisnismu”, dan channel “Cerita Bisnis” di Spotify, di mana kami membahas topik seputar bisnis, keuangan, dan manajemen. Silakan mampir ke saluran YouTube dan Spotify kami dan berikan dukungan, semoga Anda juga mendapatkan manfaatnya.
Jika Anda memiliki masalah dalam bisnis Anda, atau memiliki pertanyan seputar bisnis dan ingin berdiskusi lebih lanjut hubungi Bantu Bisnismu.Com : https://wa.me/6281933046983 atau
email – bantubisnismu@gmail.com