Pic From Freepik

Masih banyak yang mengira jadi pengusaha itu enak ? Apakah benar ? atau mungkin karna orang tuanya kaya ? ada seorang teman berkata, “kamusih enak, orang tuamu kaya kan di support sama orang tuamu selama ini, makanya bisnismu bisa lebih cepat besar dari pada kami kebanyakan.”
Saya tersenyum, karena menurut saya ini adalah sebuah pembenaran, Saya tahu bahwa kawan ini tidak mengikuti sepak terjang saya Ketika saya memulai bisnis hingga sekarang, Bahkan hampir semua teman saya tidak tahu sebetulnya saya ini usaha apasih, Mereka tahunya kalau kerja itu harus kelihatan kerja, sedangkan saya ini jarang sekali kelihatan kerja.

Saya tidak pernah bilang bahwa saya memulai bisnis dari benar-benar nol, Tapi saya benar-benar belajar bagaimana berbisnis mulai dari nol. Orang tua saya bukan pebisnis, Saudara-saudara Ayah dan Ibu saya tidak ada yang pebisnis, mereka banyak yang jadi karyawan dan cukup sukses juga, tapi saya tidak bisa belajar berbisnis dari Ayah maupun Ibu serta saudara-saudara saya yang lain. Meski demikian saya dapat banyak sekali ilmu sosial dari Ayah saya, Bagaimana caranya menjadi seorang pemimpin, Belajar menjadi disiplin, Belajar bertanggung jawab, Bagaimana caranya menghadapi masalah dan lain-lain. Kenapa saya bilang bahwa komentar teman saya tadi sebagai pembenaran ? Karena banyak orang yang menyalahkan lingkungan dan latar belakang mereka atas apa yang terjadi kepada mereka saat ini, Banyak juga anak orang kaya yang tidak paham ilmu bisnis dan keuangan. Akhirnya Ketika mereka mendapat warisan, atau Ketika diminta untuk mengelola perusahaan keluarganya ya uangnya habis-habis saja dan perusahaanya bukannya maju malah tidak jadi apapun. Dan banyak juga anak orang tidak mampu yang saya kenal sekarang menjadi pengusaha sukses.

Bagi yang belum tahu rumah saya, rumah saya itu tinggal diperumahan tantara, bukan komplek tantara, tetapi banyak tetangga saya yang tantara, dan memang ada sekolah tantara beberapa blok dekat rumah saya, dan saya belasan tahun yang lalupernah dengar cerita seorang pensiunan  sersan yang mengomentari kawanannya yang pensiunan mayor, Komentarnya lucu bahwa dulu mereka Bersama masuknya dan si mayor ini rajin mendekati komandan dan lainnya, Maka karirnya lebih lancer, Padah si mayor ini tidak bisa apa-apa, Sama saja kan ? mencari pembenaran, Memang salahnya apa kalau temennya menjadi mayor ? Apa dia tetap menjadi sersan karena sekarang pangkatnya mayor ? kan tidak ?. Orang jadi mayor karena usaha yang dilakukan berbeda sama usaha yang dilakukan oleh sersan.

Artinya, Kamu tidak sukses bukan berarti karena ada orang yang lebih sukses darimu, Untuk apa sukses disbanding-bandingkan dengan orang lain?. Yang paling tahu bahwa diri kit aini sudah sukses apa belum kan diri kita sendiri , Bukan orang lain. Kembali ke komentar kawan tadi, Apa kondisi dia saat ini adalah akibat dari kesuksesan saya ?. Apakah kondisi saya saat ini mengakibatkan orang lain jadi sukses ? Kan tidak ?. Ya kamu enaksih dapat banyak kemudahan, Loh dia lupa bahwa dia kan juga teman saya, Sebenarnya kalau dia minta tolong ya kemungkinan besar akan saya bantu. Saya juga banyak minta tolong banyak pihak yang lebih jago dari saya. Kata kuncinya adalah minta tolong.

Temanmu adalah asetmu, kemudahanmu, kalau ada teman yang sukses mintalah pertolongan mereka untuk diajari oleh mereka, Dipandu oleh mereka. Kebanyakan orang gengsi Ketika minta tolong sama temennya. Dulu Ketika memulai sama-sama dari bawah tapi Ketika yang satu lebih sukses, Mereka menganggap temannya yang sukses tadi sebagai competitor, Sebagai pesaing. Itu salah besar. Seribu teman selalu kurang, Satu musuh terlalu banyak.

Jika Anda memiliki masalah dalam bisnis Anda, atau memiliki pertanyan seputar bisnis dan ingin berdiskusi lebih lanjut hubungi kami:
WA – 082299988983 atau email – bantubisnismu@gmail.com

Ingin mendengarkan cerita bisnis menarik lainnya? Kunjungi Podcast Cerita Bisnis di spotify dan Youtube Bantubisnismu