Pict by Freepik

Dalam bisnis terdapat result oriented dan progress oriented. Lebih baik menerapkan yang mana? Result oriented atau progress oriented? Menurut saya, pertanyaannya kurang tepat dan lebih tepat jika pertanyaannya, kapan kita perlu melihat progress oriented dan kapan kita perlu melihat result oriented?

Banyak orang belajar, ikut seminar dimana-mana, mendapatkan banyak tools dan ilmu dari banyak tempat, akhirnya menerapkan ilmu yang mereka dapatkan dan menggunakan tools tadi sebagai alat untuk mengkontrol sejumlah aktivitas yang terjadi diperusahaannya. Berarti bagus dong? Sayangnya, tidak selalu demikian.

Kalau sebuah perusahaan sudah berjalan bagus dan mau naik ke tahap grow atau bahkan scale up, maka perusahaan tadi cocok dikontrol berbasis progress oriented. Yang tadinya tidak ada tools kontrolnya, seperti KPI (Key Performance Indicator), jobdesc, SOP (Standar Operasional Prosedur), dan beberapa tools lainnya, perusahaan ini akan cocok untuk dikontrol menggunakan tools tersebut karena aktivitas sudah berjalan dengan baik sebelumnya.

Namun bagi sebuah perusahaan yang baru berdiri ataupun sedang berjuang untuk bertahan, tidak akan cocok menggunakan banyak tools kontrol. Kenapa? Karena fokusnya adalah bertahan. Langkah yang diambil tidak bisa langkah yang biasa-biasa saja. Maka perusahaan yang demikian yang penting settle dulu. Apapun dilakukan yang penting cashflow stabil atau dengan bahasa lainnya, kita lihat resultnya.

Beberapa teman saya mendirikan perusahan dan mereka ini semua banyak mengikuti workshop, sehingga semua ilmu yang pernah didapat dicoba dibisnis mereka. Satu waktu bisnis ini mengalami gangguan keuangan karena beberapa proyek salah hitung dan rugi cukup besar, mereka punya tanggungan untuk membayar hutang kurang lebih sebesar 2 Milyar rupiah. Apalagi ketika saya lihat, mereka, temen temen ini sibuk mengurus progress. Kita harus ngapain, tim ini harus ngapain, tim itu harus ngapain, coba lihat laporannya, coba ukur kinerjanya dan hal hal lain yang cukup menyebalkan.

Saya menyarankan agar dalam kondisi perusahaan yang seperti itu, lebih baik para foundernya bergerak semua untuk menghasilkan penjualan. Jangan harap tim bisa menyelesaikan masalah diperusahaan anda, kalau pimpinannya saja tidak tahu bagaimana cara menyelesaikannya. Fokus ke hasilnya saja dulu. Tidak perlu banyak terjebak sama progress. Sederhanya, selama berhasil maka benar.

Ketika usaha sudah mulai stabil dan cashflow mulai positif, kemudian bisa diterapkan pengawasan berbasis progress atau progress oriented. Jadi lebih baik mana? Progress atau result oriented? Menurut saya, keduanya sama bagus dengan menentukan kapan waktu yang tepat untuk digunakannya saja.

Jika Anda memiliki masalah dalam bisnis Anda, atau memiliki pertanyan seputar bisnis dan ingin berdiskusi lebih lanjut hubungi kami:
WA – 08123129873 atau email – bantubisnismu@gmail.com

Ingin mendengarkan cerita bisnis menarik lainnya? Kunjungi Podcast Cerita Bisnis di spotify dan Youtube Bantubisnismu

Leave a Reply